Pusakanesia

Pusaka Negeri Untuk Berbakti

 
Aku
Hanya orang biasa yang suka memandangi keindahan masa kini. Aku suka menikmati indahnya masa silam pada bentuk yang masih tersisa. Aku hanya ALIM yang ingin berbagi apa yang pernah aku baca, aku lihat, dan aku dengar. Aku hanya ALIM yang ingin bersama-sama menjaga kenangan sejarah yang masih tersisa.
Aksi
Asa
Menapak kembali jalanan hidup. Walau kerikil khilaf dan salah menghadang, tetap harus kita tatap. Setelah sebulan kita berusaha membasuh jiwa, agar di 1 Syawal bisa kembali ke fitrah. Mari saling buka hati untuk menebar maaf. Melanglang hari baru dengan jiwa bersih dan tujuan mulia, menjadi hamba dengan ridho Ilahi. Amin!
Aktif

Free shoutbox @ ShoutMix
Hit
free hit counters
Malang Lama
05 Januari 2008
Candi Singosari
Tiada lagi utuh, yang tersisa di negeri orang pula.

Decak kagum batin mencuat. Menatap tumpukan batu andesit yang tertata dalam bentuknya yang khas. Bangunan candi yang menyimpan pesona sebuah karya seni yang luar biasa. Suatu karya para leluhur negeri ini di masa silam.
Candi Singosari, satu diantara lukisan riil kejayaan masa silam negeri katulistiwa yang begitu beragam. Pulau Jawa adalah sekian di antara lokasi yang menyimpan begitu banyak benda-benda peninggalan sejarah. Pengalaman kerajaan-kerajaan yang turut mewarnai berdirinya negeri ini, hanya peninggalan purbanya yang bisa kita baca kini.
Konon, candi Singosari ini merupakan komplek candi yang cukup luas. Beberapa yang tersisa dari keberadaannya tampak dari arca yang ditemukan berserakan di sekitarnya. Candi yang ada sekarang yang masih dapat dipertahankan. Sedangkan candi yang lainnya sudah musnah.
Beberapa potongan relief dan arca dijajar rapi di sebelah Barat candi yang ada sekarang. Sementara di sebelah Utara juga tampak tumpukan batu yang disusun rapi. Sayangnya tumpukan batu itu dijadikan batas taman. Padahal batu-batu persegi itu pula merupakan bagian dari candi yang runtuh.
Sekilas memperhatikan Candi Singosari tampak asri. Dikelilingi pohon, hamparan rumput hijau, juga ada pohon Maja dengan buahnya yang sebesar Melon berwarna hijau. Ditata sedemikian rupa, hingga cukup nyaman untuk menjadi tujuan wisata, khususnya wisata sejarah.
Menurut Abdul Rochman, juru pelihara Candi Singosari, kalau dulu masa ramai pengunjung pada libur sekolah. "Sekarang tidak pasti, Mas," sergah pria 47 tahun ini. Wajar saja kalau penjaga di sana lebih santai dan duduk di pos jaga, tidak terlalu sibuk melayani pengunjung. Kenapa? Mungkin animo masyarakat sudah tidak ada, atau obyek wisata sejarah memang kurang daya tarik.

Tahun 1803
Angka tahun 1803 merupakan masa dimana pertama kali dilaporkan adanya temuan reruntuhan bangunan candi di daerah Malang itu. Penemunya adalah seorang Gouverneur van Java's Noord-Oost-Kuust (Gubernur Pantai Timur Laut Jawa), bernama Nicolaus Engelhard.
Hal kapan dan siapa yang pertama kali menemukan candi ini, tidak diketahui dengan pasti. Sehingga, kemudian yang diakui sebagai momentum awal ditemukannya Candi Singosari adalah tahun 1803. kabarnya sejak saat itu Candi Singosari mulai mendapat perhatian orang-orang Eropa lainnya. Seperti tercantum dalam catatan yang dijual di lokasi wisata tersebut, tercatat seperti Thomas Stamford Raffles (1815), CGC Reinwardt dan T. Th Bik (1822), hingga De Bruyn, Rouffaer, pernah membuat catatan laporannya.
Pada tahun 1901, Komisi Archaeologi Belanda mengadakan penyelidikan. Kemudian, tahun 1904 dilakukan penggalian. Pada tahun 1934, Departemen Survey Archaeologi dari Hindia Timur Belanda melakukan restorasi, selesai sekitar tahun 1937.
Bangunan candi berdiri di sebuah kompleks, kabarnya, seluas sekitar delapan hektar. Di dalamnya terdapat juga sisa fondasi bangunan, mungkin pula sisa reruntuhan candi lainnya. Candi Singosari seluruhnya dibuat dari batu andesit dengan arah menghadap ke Barat. "Denah candi sekilas berbentuk bujursangkar dengan ukuran panjang 15,14 meter, lebar 13,95 meter, dan tinggi 17 meter," urai Abdul Rochman, yang dijumpai Mossaik awal Juni lalu.
Masing-masing bagian dari candi ini terdiri dari, tingkat bawah persegi empat yang disebut batur atau teras setinggi dua meter. Kaki candi yang tinggi, sekaligus menjadi ruangan tempat arca. Lalu tubuh candi yang langsing dengan empat relung di masing-masing sisinya. Dan bagian atap atau puncak yang menjulang berbentuk limas.
Relung-relung yang ada digunakan untuk menempatkan arca. Pada bagian atasnya terdapat hiasan kepala kala. Pada beberapa bilik dulunya berisi arca, masing-masing arca Durga (Utara), Ganesa (Timur), dan Siwa Guru (Selatan). Arca Durga dan Ganesa sudah tidak ada, sedangkan arca Siwa Guru masih ada. Kabarnya, arca yang sudah tiada itu kini berada di negeri Belanda.
Diakui atau tidak, arca-arca itu merupakan karya yang bisa membanggakan bangsa ini. Apalagi Candi Singosari jelas-jelas disebut-sebut dalam kitab Nagarakertagama, sebagai tempat pendharmaan bagi Raja Kertanagara.-az.alim

*Dimuat di Majalah Mossaik Edisi 44, Juli 2006

Label:


Komplitnya !
posted by Alim @ Sabtu, Januari 05, 2008   0 comments
About Me

Name: Alim
Home: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
E-mail: parama.j@gmail.com
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Template by

Free Blogger Templates

BLOGGER